Postingan

CINTA SELEBAR DAUN KELOR

    CINTA SELEBAR DAUN KELOR   Ria….ada acara apa ini, kog rumah terlihat rapi dan meriah? Keluarga mas Raka akan datang melamarku” jawabku singkat. Ya..Bima datang sore ini secara tiba- tiba. Sudah 2 tahun dia tidak memberi kabar apapun kepadaku. Sudah 4 tahun kami tidak lagi pacaran. Perbedaan keyakinan menjadi masalah yang tidak dapat dipecahkan. Dan sore itu, dia mengatakan ingin Kembali menjalin hubungan denganku. Di saat yang sama ketika keluarga mas Raka secara resmi melamar di keluarga besarku. Hari perkawinan kami sudah ditetapkan 6 bulan berikutnya. Di bulan April , resmilah aku menjadi istri Mas Raka. Kebahagiaan menyelimuti rumah tangga kami. Saling mencintai dan saling melengkapi.Tiada hari tanpa keceriaan. Walau harus tinggal berbeda kota. Kami nikmati indahnya masa pacaran setelah menikah. Bertemu di akhir pekan menjadi waktu yang selalu dirindukan. Juni  datanglah sepucuk undangan dibawa oleh Wantri teman sekantorku. “Mbak… undangan dari mas Bima untukmu”, uja

Puisi_SELARIK ASA DI AWAL INDONESIA

SELARIK ASA DI AWAL INDONESIA   Sidang perdana kuatkan langkah Mengawal sang nahkoda ke medan samodera menggenggam erat   pustaka konstitusi bebas melenggang memutar haluan asmaraloka Kebebasan menjadi selendang menari indah di nusantara                 Mentari bersinar tanda tlah datang                 Percik nestapa musnah ditelan sang dayu                 Berganti musim gembala negeri menghela cemeti                 Mengakhiri serigala putih yang ingin mmemangsa                 Kekuasaan abadi menjadi milik persada Berbekal daerah yang telah menghamba Sejak ribuan tahun menjadi benteng penjaga Tegaknya sang saka di katulistiwa Bertutur sama dengan bahasa ibunda Menggema indah di gendang telinga Meneguk air susu yang menghampar di perut pertiwi                                                                                     Workh From Home Purihandayani, 22 Januari 2021  

PUISI_SECARIK KERTAS PROKLAMASI

  SECARIK KERTAS PROKLAMASI     Sepenggal kisah di awal mentari Berderap kaki menembus dinginnya pagi Sesuap nasi goreng bekal di kala sahur Menyisipkan semangat tuk terus berjuang                 Sebait kalimat pertanda merdeka                 Harus terukir sebagai jimat                 Enyahkan sang angkara dari bumi persada                 Mengusir Belanda tuk segera berpulang Bung Karno memegang pena merenda ucap Kalimat meluncur di bibir Bung Hatta Takragu persembahkan dharma bakti mulia Persiapkan upacara merangkai kemerdekaan                 Ikrar kebebasan pernyataan bangsa sejati                 Pemindahan kekuasaan dari tangan asing                 Indonesia lahir menopang sendiri                 mahir berdiri sama berasa dengan sahabat Sang pemuda relakan nama demi ibunda Fajar menyingsing menjemput daulat Selagi sempat gegas bergerak Jikalau lambat nestapa erat membelenggu